Home / Pendidikan / Menelusuri Jejak Religi dan Budaya di Lubuk Gadang Utara, Mahasiswa KKN Unand Eksplorasi Situs Bersejarah

Menelusuri Jejak Religi dan Budaya di Lubuk Gadang Utara, Mahasiswa KKN Unand Eksplorasi Situs Bersejarah

Sumbarpress – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (Unand) yang ditempatkan di Nagari Lubuk Gadang Utara, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, melaksanakan program unggulan berupa eksplorasi budaya dan sejarah lokal. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan menyebarluaskan informasi mengenai warisan budaya yang ada di daerah tersebut. Langkah ini diharapkan mampu menjadi bagian dari branding Nagari Lubuk Gadang Utara di mata masyarakat luas.

Salah satu lokasi utama yang dieksplorasi adalah Masjid Syekh Sampu, yang terletak di Jorong Sampu. Masjid ini tercatat sebagai salah satu masjid tertua di Indonesia, didirikan pada tahun 1837 oleh Syekh Muhammad Arif Sampu, ulama asal daerah tersebut. Setelah menimba ilmu selama hampir 30 tahun di Mekkah dan Madinah, Syekh Sampu kembali dengan semangat membangun pusat ibadah sekaligus pendidikan Islam.

Bangunan awal masjid berukuran 8 x 8 meter dengan dinding bambu dan lantai tanah. Renovasi besar dilakukan pada 1936, menjadikannya semi permanen dengan ukuran 12 x 12 meter, rangka kayu, dan atap bertingkat tiga khas Minangkabau. Tingkatan atap tersebut melambangkan filosofi Islam: syariat, tarekat, dan hakikat. Surau dan masjid ini kemudian berkembang menjadi pusat pendidikan, khususnya dalam kajian kitab kuning, fiqih, tafsir, dan tasawuf tarekat Sammaniyah.

Selain sebagai ulama, Syekh Sampu dikenal masyarakat karena kemampuannya mengobati penyakit. Meski metode yang digunakan tidak terdokumentasi jelas, banyak warga meyakini bahwa kesembuhan datang melalui perantara beliau. Kisah ini terus diwariskan turun-temurun, memperkuat karisma Syekh Sampu sebagai tokoh spiritual yang dihormati hingga kini.

Makam Syekh Sampu juga menjadi fokus dokumentasi mahasiswa KKN. Makam ini telah diakui sebagai cagar budaya sejak 2007 dan berada di lahan seluas 32 x 32 meter, hanya sekitar dua kilometer dari Padang Aro, ibu kota Solok Selatan. Syekh Sampu wafat pada 20 Agustus 1960, dengan usia yang oleh masyarakat dipercaya mencapai 180 tahun. Hingga sekarang, makam ini ramai diziarahi, terutama pada bulan-bulan tertentu saat doa bersama dan pembacaan manaqib dilaksanakan.

Tak hanya situs religi, mahasiswa KKN Unand juga mendokumentasikan Rumah Gadang Koto Kaciak Melayu di Jorong Bariang. Rumah gadang berusia ratusan tahun ini terdiri dari sembilan ruangan, dibangun tanpa paku logam, dan dihiasi ukiran khas Minangkabau. Keunikan rumah gadang ini terletak pada kisah “tunggak tuo”, yaitu tiang yang awalnya dianggap terlalu pendek, namun justru diyakini membawa berkah dan diyakini mampu mengabulkan hajat bagi peziarah.

Untuk memperluas akses informasi, mahasiswa KKN juga membangun platform digital melalui akun Instagram @lubukgadang.utara. Akun ini memuat dokumentasi sejarah, budaya, dan kearifan lokal yang berhasil dihimpun. Kehadiran media sosial diharapkan mampu menjangkau generasi muda serta memperkenalkan potensi Nagari Lubuk Gadang Utara secara lebih luas.

Melalui eksplorasi budaya dan sejarah ini, mahasiswa KKN Universitas Andalas berupaya memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Dokumentasi yang mereka lakukan tidak hanya menambah khazanah pengetahuan, tetapi juga menjadi upaya kolektif untuk menjaga, melestarikan, dan mempromosikan warisan budaya Solok Selatan agar tetap dikenal lintas generasi.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *